Kamis, 18 Agustus 2011

Berkunjung Ke Istana Himeji Jepang


Istana Himeji (bahasa Jepang: 姫路城, Himeji-jō) adalah sebuah istana yang terletak di kota Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang. Menurut pembagian provinsi zaman dulu, istana ini terletak di Harima-no-kuni, Shikito-gun, Himeji. Pesona keindahan plesteran berwarna putih yang mendominasi tembok-tembok istana menjadikan Istana Himeji mempunyai sebutan lain "istana burung kuntul putih" (bahasa Jepang: 白鷺城, Shirasagi-jō). Istana Himeji merupakan salah satu contoh peninggalan arsitektur istana dari awal abad ke-17 yang paling penting.

Istana Himeji selalu luput dari bahaya api peperangan dan selamat dari kejatuhan istana di tangan musuh, sehingga menara utama dan bangunan-bangunan istana lainnya masih banyak yang tersisa. Pemerintah Jepang menetapkan 8 bangunan, antara lain menara utama, menara kecil, dan Watari-yagura yang ada di dalam kompleks istana sebagai pusaka negara. Selain itu, berjenis-jenis bangunan dengan total 74 bangunan di dalam kompleks istana (27 bangunan Yagura/Watari-yagura, 15 bangunan pintu gerbang, 32 bangunan tembok) ditetapkan sebagai warisan budaya yang penting.

Istana Himeji dinilai sebagai peninggalan budaya milik dunia yang sangat berharga, sehingga pada tahun 1993 UNESCO memasukkan Istana Himeji ke dalam daftar Situs Warisan Dunia untuk kategori warisan budaya.

Dari kejauhan terlihat indah dengan tembok-tembok istana berwarna putih, Istana Himeji sering dijadikan lokasi filmdengan latar belakang sejarah Jepang zaman dulu. Istana ini juga sering dipakai sebagai lokasi pengganti untuk istana-istana lain seperti Istana Edo.

Pendiri Istana  
Ada catatan yang bisa dipercaya bahwa Istana Himeji pertama kali dibangun pada tahun 1346 di zaman Istana Utara-Istana Selatan oleh putera shogunAkamatsu Norimura (Enshin) yang bernama Akamatsu Sadanori di lokasi gunung Hime yang terdapat di sebelah utara kota Himeji.

Ada pendapat yang mengatakan, pada zaman klan Akamatsu, "istana" yang disebut-sebut pada saat itu berukuran kecil, sehingga lebih tepat kalau disebut benteng. Bangunan dalam skala besar yang bisa disebut sebagai "istana," mulai dibangun di abad ke-16 oleh Kuroda Shigetaka dari klan Kodera yang berkuasa di daerah dataran rendah Harima.

Setelah itu, pada tahun 1580 tangan kanan Oda Nobunaga yang bernama Hashiba Hideyoshi (kemudian dikenal sebagai Toyotomi Hideyoshi) memilih Istana Himeji sebagai pusat kekuasaan untuk memerintah Harima. Istana lalu diperbaiki dengan mengikuti model istana abad pertengahan supaya kelihatan bagus dari luar.

Sayangnya, bangunan istana yang tersisa dan peninggalan arsitektur yang bisa dilihat sekarang ini bukanlah peninggalan arsitektur dari zaman Toyotomi Hideyoshi, melainkan dari zaman "shogun negeri sebelah barat" Ikeda Terumasa yang merupakan suami dari anak perempuan Tokugawa Ieyasu.

Ikeda Terumasa memerlukan waktu 8 tahun untuk menyelesaikan Istana Himeji yang mulai dibangun pada tahun 1601. Menteri daimyo keluarga Ikeda yang bernama Iza Tadazumi diangkat sebagai pemimpin konstruksi (普請奉行,fushin bugyō) dan Sakurai Genbei sebagai kepala tukang kayu. Pembangunan istana mengerahkan pekerja yang berasal dari penduduk sekitar istana. Menurut perhitungan cara Jepang, pembangunan istana diperkirakan butuh tenaga tukang dengan total antara 40 juta sampai 50 juta hari kerja.
 

Susunan Bangunan
Istana Himeji merupakan istana yang dibangun di atas gunung di tengah-tengah dataran (model istana hirayamajiro). Pusat istana ada di gunung Hime dengan menara utama yang didirikan persis di tengah-tengah. Daerah sekelilingnya yang merupakan tanah datar juga ikut dimasukkan ke dalam wilayah istana.

Secara keseluruhan, istana Himeji menggunakan susunan bangunan model Teikaku berbentuk spiralyang berputar berlawanan dengan arah jarum jam sebanyak 3 kali, dengan titik awal di sebelah utara gunung Hime. Putaran pertama dinamakan Uchiguruwa (zona dalam), putaran kedua dinamakan Nakakuruwa (zona tengah), dan putaran ketiga disebut Sotokuruwa (zona luar). Sekarang yang tersisa hanyalah tinggal zona Uchikuruwa yang merupakan kompleks Istana Himeji sekarang ini. Zona-zona lainnya dimanfaatkan menjadi wilayah Sogamae (teritori istana paling luar) yang melingkari kota sekeliling istana.

Zona Uchikuruwa bagian dalam terdiri dari lima lapis, yakni Honmaru (wilayah utama), Ninomaru (wilayah sekunder), Sannomaru (wilayah tertier), Nishinomaru (wilayah sebelah barat), dan Demaru (kantor pemelihara istana). Di dalam zona Uchikuruwa juga terdapat beberapa zona lain, yaitu Mizukuruwa, Koshikuruwa, dan Obikuruwa. Masing-masing zona dipisahkan secara terinci dengan pintu-pintu gerbang yang diberi nama berdasarkan susunan Hiragana "i-ro-ha", seperti I-no-Mon, Ha-no-Mon, dan seterusnya.

Lapangan luas yang sekarang ada di depan bangunan Istana Himeji, dulunya merupakan wilayah Sannomaru, sedangkan Kebun Binatang Himejimenempati sebagian wilayah Demaru. Di dalam wilayah Nishinomaru cuma ada sedikit bangunan yang tersisa, salah satu di antaranya menara bernama Kesho-yagura.

Pembangunan istana yang dipimpin oleh Ikeda Terumasa dilakukan persis di antara Perang Sekigahara dan Pertempuran Musim Dingin-Musim Panas Osaka (Osaka no eki), oleh karena itu istana dirancang dengan maksud untuk digunakan dalam pertempuran yang sesungguhnya. Penampilan istana juga sekaligus harus terlihat indah dan megah sebagai perlambang keagungan "shogun negeri sebelah barat" yang menjadi julukan Ikeda Terumasa.

Setelah Istana Himeji selesai dibangun, di Jepang tidak ada lagi pembangunan istana berukuran besar seperti Istana Himeji, karena pada tahun 1615 pemerintah Keshogunan Tokugawa mengeluarkan dekrit "Satu negara satu istana" (Ikkoku-ichijo-rei). Pembangunan istana baru, pemugaran dan perbaikan sebagian istana-istana menjadi tidak mungkin tanpa izin yang dikeluarkan Keshogunan Tokugawa, kecuali Istana Edo dan Istana Nagoya yang menjadi tempat tinggal klan Tokugawa.

Di sebelah utara gunung Hime masih tersisa hutan belantara Himeyama-haraseirin yang sudah ada sejak sebelum istana dibangun. Menurut kabar, terowongan bawah tanah dari Honmaru mempunyai pintu keluar yang timbulnya di tengah-tengah hutan Himeyama-haraseirin, tapi sampai sekarang belum ada orang yang bisa menemukannya.

Di sebelah barat gunung Hime mengalir sungai Senbagawa yang selain bermanfaat sebagai jalur pengangkutan, sebagian aliran sungainya dialihkan menjadi parit dalam istana. 
 

Lorong Dan Pintu Gerbang
Lorong-lorong istana dirancang serupa labirinyang berbelok-belok secara tajam dan berpilin, melebar di satu tempat dan menyempit di tempat lain, dengan maksud agar musuh tidak dapat bergerak maju secara lurus menuju menara utama. Lorong berliku-liku Istana Himeji menggunakan susunan bangunan era Hideyoshi sekaligus memanfaatkan secara optimal kondisi topografi yang ada.

Beberapa pintu gerbang juga dibuat sangat sempit, begitu sempit sehingga hanya dapat dilewati orang satu demi satu. Selain itu, pintu-pintu gerbang dibangun di tempat-tempat yang tidak terduga serta bangunannya dibuat agar tidak mudah terlihat oleh musuh, dengan maksud agar musuh tertahan di pintu gerbang dan tidak dapat meneruskan penyerangan. Salah satu taktiknya, musuh digiring ke lorong buntu lalu dijepit dengan serangan dari sisi kanan-kiri sehingga musuh yang kebingungan jadi kocar-kacir.

Jika masuk ke dalam istana melalui jalan menanjak (yang terdapat di sebelah utara Sannomaru) dan berjalan lurus setelah melewati pintu gerbang Mugi-no-Mon, maka jalan yang melewati pintu gerbang I-no-Mon, Ro-no-Mon, dan Ha-no-Mon sepertinya akan terlihat seperti jalan pintas menuju menara utama. Tapi sebenarnya, jalan menuju menara utama bisa lebih dekat kalau setelah melewati pintu gerbang Mugi-no-Mon, langsung belok kanan melewati pintu kecil beratap rendah yang tersembunyi di antara tembok batu.

Pintu gerbang Ru-no-Mon merupakan pintu gerbang model Uzumimon yang dapat disembunyikan dengan timbunan tanah, pasir, dan kerikil sehingga musuh tidak dapat melihatnya. Pastinya musuh akan terkejut dengan serangan mendadak dari pintu gerbang yang tidak kelihatan.

Di lorong menuju Ni-no-mon dari Ha-No-Mon, musuh hanya dapat bergerak maju tanpa dapat melihat pihak yang bertahan di belakangnya (pastinya akan diserang dari belakang), apalagi pintu gerbang Ha-no-Mon berupa pintu besi yang benar-benar sempit. Andaikan masih bisa lolos juga, tanpa jalan memutar sekali lagi di bawah kompleks menara utama, musuh tidak akan sampai ke menara utama.

Menara Istana
Menara utama yang ada di Istana Himeji adalah salah satu menara istana yang konstruksi bangunannya masih asli, penampilan luar istana masih sama seperti waktu di zaman Edo, sehingga tidak salah lagi kalau istana ini dijadikan lambang kota Himeji.

Di atas fondasi yang dibangun di puncak gunung Hime, terdapat menara utama beratap 5 susun yang merupakan bangunan berlantai 7 (6 tingkat ke atas dan 1 lantai bawah tanah), dan 3 bangunan menara-menara kecil (Menara Barat, Menara Inui, dan Menara Timur). Bangunan beratap 2 susun yang disebut
Watari-yagura (secara harafiah: "menara untuk menyeberang") dipakai untuk menghubungkan menara yang satu dengan menara yang lainnya.

Penggunaan
Watari-yagura sebagai bangunan penghubung antar menara disebut metode Renritsu.Berdasarkan periode pembangunan dan model konstruksinya, menara-menara Istana Himeji digolongkan sebagai model menara pengawas periode akhir (bahasa Jepang: 期望楼型, goki horo-gata)

Keseluruhan bangunan menara dimaksudkan untuk berlindung dari serangan musuh sehingga temboknya dibangun agar tahan api, anti api dan anti peluru dengan menggunakan plesteran putih
shikkui yang sekaligus menambah keindahan istana.

Kebalikan dari Istana Himeji yang berwarna putih, Istana Okayama dijuluki "Istana Burung Gagak" karena dinding istana terbuat dari papan berwarna hitam seperti warna burung gagak. Pembangunan Istana Himeji dilakukan pada masa transisi penggunaan dinding papan (contohnya Istana Okayama) ke penggunaan plesteran putih
shikkui untuk dinding luar istana.

Menara Istana Himeji kaya dengan keanekaragaman arsitektur jika dibandingkan dengan menara-menara istana lainnya di Jepang.
Kara-hafu adalah bubungan besar yang membentuk lengkungan yang mulus, sedangkan Chidori-hafu adalah bubungan berbentuk buku terbuka yang ditelungkupkan. Variasi Chidori-hafu dengan atap yang berlapis-lapis disebut O-Chidorihafu.

Persis di bawah lapisan kedua
Kara-hafu yang menghadap ke sebelah selatan terlihat teralis berukuran raksasa yang mencolok mata. Katomado adalah jendela unik berbentuk seperti genta yang terdapat di Menara Barat dan Menara Inui. Jendela model Katomado juga bisa ditemui di Istana Hikone dan beberapa istana lain yang menaranya tergolong model menara periode akhir.

Tinggi menara utama jika diukur dari fondasi menara adalah 15,18 meter, sedangkan jika tinggi fondasi menara ikut dihitung maka tinggi keseluruhan menara utama adalah 46 meter 36 cm (diukur dari sisi selatan menara).


Menurut perkiraan, berat menara yang ada sekarang sekitar 5.700 ton, padahal berat sebelumnya mencapai 6.200 ton. Berat menara menjadi berkurang berkat pemugaran besar-besaran zaman Showayang mengganti genteng dengan bahan yang lebih ringan. Menara utama sekarang ini digunakan untuk pameran beraneka macam barang yang berkaitan dengan Istana Himeji.
 

Nishinomaru
Bangunan yang tersisa di wilayah Nishinomaru hanyalah tinggal Watari-yagura yang dihubungkan oleh Nagatsubone (deretan kamar-kamar sepanjang 300 meter), dan Keshō-yagurayang terletak di ujung paling utara. Kamar-kamar yang ada di Nagatsubone dulunya digunakan para pelayan wanita sebagai kamar tidur.

Honda Tamadasa mendirikan menara
Keshō-yagura setelah dari Kuwana di Ise (sekarang ini wilayah Prefektur Mie). Biaya untuk mendirikan menara Keshō-yagura diambil dari mas kawin Putri Sen sebanyak 100.000 koku. Sesuai dengan namanya, di dalam menara Keshō-yagura (bahasa Jepang: 化粧櫓, secara harafiah: "menara berdandan") ditemukan sisa-sisa kosmetik milik Putri Sen sewaktu diadakan pemugaran menjelang Perang Dunia II.

Putri Sentinggal di dalam wilayah Nishinomaru menempati rumah kediaman yang disebut Chūshomaru (nama lain: Tenjuinmaru, dibangun tahun 1618) atau rumah besar Musashino-Goten yang terdapat di samping Sannomaru, tapi sayangnya sekarang sudah tidak ada lagi yang tersisa dari kedua bangunan tersebut.

Koshikuruwa Dan Mizukuruwa
Di sisi utara menara utama terdapat wilayah Koshikuruwa. Di wilayah ini terdapat sumur-sumur dan gudang-gudang penyimpanan beras dan garam yang dimaksudkan untuk perbekalan di saat istana dalam keadaan terkepung. Pada masa damai, bahan makanan disimpan di gudang-gudang yang ada di sekitar gunung Hime.

Tanah di bawah menara istana terdiri lapisan batu keras sehingga sumur air tidak bisa digali di lokasi ini, melainkan digali di wilayah Mizukuruwa dengan pintu-pintu gerbang yang dibangun untuk menjaga jalur perbekalan antara menara istana dan pintu gerbang Koshikuruwa. Di wilayah Mizukuruwa, pintu gerbangnya diberi nama sesuai nomor urut, mulai Mizu-Ichi-Mon sampai Mizu-Go-Mon.

Di dalam wilayah Koshikuruwa, tepatnya di sisi sebelah dalam pintu gerbang Ho-no-Mon terdapat tembok dari tanah yang dikeraskan yang disebut tembok Aburakabe. Tembok ini sengaja dibiarkan telanjang dengan warna alami coklat tanah, berbeda dengan tembok-tembok lainnya yang diplester shikkui warna putih. Ada berbagai teori yang mencoba menjelaskan metode pembangunan dan alasan tembok Aburakabe dibuat seperti apa adanya, tapi ada juga pendapat yang mengatakan tembok ini peninggalan zaman Hideyoshi.
Harakirimaru
Di sebelah tenggara menara utama terdapat menara Obikuruwa-yagura yang mempunyai julukan seram Harakirimaru. Julukan ini lahir karena suasana yang suram dan gelap di sekitar sumur-sumur yang ada di dalam wilayah Koshikuruwa. Tidak mengherankan mengingat tempat ini memang dipersiapkan sebagai tempat bersembunyi untuk mengejutkan musuh dengan hujan tembakan. Tidak pernah ada dalam catatan bahwa di Harakirimaru pernah dilangsungkan ritual harakiri, apalagi tidak mungkin ada orang bersalah di lingkungan istana ini yang harus sampai melakukan seppuku. 

Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Istana_Himeji, www.himeji-castle.gr.jp 
    

KREMLIN Moskwa Rusia

 

Kremlin adalah benteng bersejarah di pusat Moskwa yang dibangun dari batu bata pada abad ke-15. Panjang temboknya lebih dari 2 km, tingginya hingga 19 m, lebarnya 3,5 - 6,5 m, luasnya 27,5 ha. Kremlin mempunyai 20 menara. Yang paling terkenal darinya ialah Menara Spasskaya (tingginya 67,3 m) dengan jam bergaris tengah 6 m. Di Kremlin ada peninggalan lama seperti gereja-gereja dengan tempat pemakaman tsar-tsar Rusia. Di sini juga terdapat balai senjata di mana terdapat bermacam-macam barang pusaka termasuk kereta kuda, mahkota, pakaian, perhiasan dan senjata kepunyaan tsar.

Kremlin, Moskwa, tidak hanya sekadar pusat pemerintahan Rusia. Bukan pula semata–mata sebuah kompleks yang dikelilingi benteng dan menara–menara yang di ujungnya ada bintang–bintang dengan dominasi warna merah dan hijau. Kremlin adalah juga tempat untuk mempelajari dan menikmati kekayaan sejarah, budaya, religi, arsitektur, dan seni Rusia.

Dari luar, sering kali bangunan–bangunan yang ada di kawasan Kremlin tidak tampak menarik. Tetapi, cobalah masuk ke dalam, kemegahan dan keindahan yang tak terbayangkan sebelumnya akan membuat kita terpesona dan berdecak kagum.

Pada akhir Mei lalu, di saat musim panas yang sesekali disertai hujan, rombongan wartawan Asia, Australia, dan Dubai menikmati pesona Moskwa bersama Singapore Airlines. Sejak beberapa bulan lalu, Singapore Airlines membuka jalur penerbangan Jakarta–Singapura–Moskwa via Dubai.

Selama berabad–abad, Kremlin menjadi saksi dari banyak peristiwa terkenal dan tragis dalam perjalanan sejarah Rusia. Senjata–senjata musuh mencoba meruntuhkan dinding Kremlin yang kokoh. Perayaan dan pemberontakan silih berganti terjadi di sekitar Kremlin. Namun, Kremlin kini tetap berdiri kokoh dan menjadi daya tarik Moskwa.

Sekarang Kremlin, Moskwa, merupakan salah satu museum terbesar di dunia. Tanda–tanda kebesaran negara Rusia, gambar–gambar yang luar biasa indah, harta kekayaan tsar Rusia, hingga katedral yang menakjubkan dapat dilihat di sini. Kesohoran Kremlin itu berpadu dengan Lapangan Merah yang kini masuk sebagai warisan budaya yang dilindungi oleh UNESCO, salah satu badan Perserikatan Bangsa–Bangsa.

Di dalam peta yang lazim diberikan kepada wisatawan, lokasi Kremlin begitu mencolok mata. Kompleks Kremlin yang hampir menyerupai bentuk segitiga dengan 20 menaranya memiliki beragam katedral, museum, hingga istana–istana yang indah. Di luar benteng, ada Lapangan Merah dengan pusat perhatian pada Katedral Saint Basil yang memiliki kubah–kubah berwarna ceria, Kuburan Lenin, pusat perbelanjaan GUM, dan Museum Sejarah yang bangunannya berwarna merah.

Moskwa merupakan ibu kota kerajaan Rusia di bawah pimpinan Ivan the Great pada abad ke–15. Moskwa kehilangan statusnya sebagai ibu kota saat Peter the Great memindahkannya ke Saint Petersburg tahun 1721. Meski demikian, Moskwa tetap dilanjutkan sebagai pusat kebudayaan dan industri.
Kebesaran Moskwa sebagai pusat pemerintahan Uni Soviet kembali pada tahun 1918, dalam pemerintahan Lenin. Beberapa tempat di Kremlin terbuka untuk umum dan banyak dikunjungi wisatawan. Karena Kremlin juga merupakan pusat pemerintahan, terkadang tempat–tempat wisatawan itu ditutup untuk umum tanpa pemberitahuan sebelumnya. "Untuk datang ke sini memang lebih baik dalam rombongan yang diatur oleh agen wisata. Sering kali wisatawan kecewa karena sudah datang tapi tidak bisa masuk," kata Irine Alexandrova, pemandu wisata daerah tersebut.

Tempat–tempat yang sering dikunjungi antara lain Museum Armory yang merupakan museum tertua di Rusia. Koleksi–koleksinya begitu menakjubkan, seperti perhiasan, senjata, dan harta benda kekayaan kerajaan. Dulunya Armory adalah ruangan yang dibangun pada zaman Tsar Nicholas I tahun 1840 untuk menyimpan koleksi Kremlin yang meningkat, terdiri dari perhiasan, pakaian bersulam, jubah kenegaraan/resmi, senjata, barang–barang dari email, dan patung atau gambar orang suci.

Sayang di dalam museum ini pengunjung tidak boleh mengambil gambar. Padahal, koleksi– koleksinya yang indah dan memesona menarik untuk difoto. Ada koleksi pakaian, mahkota, takhta, dan kereta Rusia dari abad pertengahan hingga abad ke–20. Koleksi yang cukup mencuri perhatian adalah telur–telur dengan beragam ukuran dan bertatahkan batu–batu indah yang secara tradisional dipertukarkan saat Paskah di antara tsar dan tsarita setiap tahun.

 Katedral yang ada di Kremlin juga sayang untuk dilewatkan. Dari luar memang tampak tidak menarik, hanya bangunan dengan cat putih yang di atasnya terdapat kubah seperti kubah masjid berwarna kuning emas. Tetapi masuklah ke katedral, seluruh dindingnya penuh dengan lukisan indah. Sungguh memesona. Sayang lagi–lagi pengunjung tidak boleh memotret.

Koleksi lain yang ada di sini adalah Meriam Kaisar yang merupakan meriam tertua dan terbesar di dunia. Lalu ada Bel Kaisar yang diletakkan di lantai yang sebagian pecah. Pemandu biasanya menyarankan pengunjung untuk menyentuh bel ini dan berdoa karena bel ini dianggap bisa memberikan keberuntungan.

Duka Di Balik Keindahan
Mengunjungi Moskwa di musim panas, saat hari panjang karena matahari baru benar–benar tenggelam pukul 22.00, saat yang baik untuk menikmati kekayaan sejarah, budaya, dan tempat populer lainnya di Moskwa. Setidaknya untuk Kremlin dan Lapangan Merah yang luas dan menarik itu.

Lapangan Merah dengan panjang 695 meter dan lebar 130 meter itu terkenal sebagai tempat parade militer dan perayaan lainnya. Kata "merah" bukan dari sekitar benteng yang dominan merah atau lambang komunis. Tetapi "merah" dalam bahasa Rusia juga mengacu pada arti indah.

 Setiap gedung di Lapangan Merah punya legendanya sendiri. Di sini ada Kuburan Lenin, persis di depan benteng Kremlin, Katedral Saint Basil yang terkenal dengan keindahannya, pusat perbelanjaan GUM, serta Museum Sejarah.

Tubuh pemimpin Uni Soviet Vladimir Lenin yang dibalsem bisa dilihat publik sejak meninggal tahun 1924. Pada hari Lenin meninggal, Pemerintah Uni Soviet menerima 10.000 telegram dari seluruh Rusia, yang meminta supaya tubuh Lenin bisa dilihat generasi mendatang. Setiap tanggal 21 Januari kuburan ini didatangi banyak orang yang mengirimkan rangkaian bunga. Di sebelah tubuh Lenin ada juga tubuh Joseph Stalin yang meninggal pada 31 Desember 1953.

Keindahan yang mencolok dari Lapangan Merah adalah Katedral Saint Basil. Menara–menara katedral ini memiliki karakteristik yang unik dengan warna–warna atraktif.

Namun, di balik keindahan katedral yang dibangun saat Ivan the Terrible berkuasa pada abad ke–15 tersimpan cerita duka. Arsiteknya, Postnik Yakovlev, sengaja dibutakan atas perintah Ivan untuk mencegah dia membangun katedral yang lebih indah dari Saint Basil. Katedral itu dibangun untuk memperingati keberhasilan Ivan the Terrible melawan Tartar Mongolia pada tahun 1552 dalam pengepungan kota Kazan.

Katedral yang terdiri dari sembilan kapel dengan keunikannya masing–masing itu didesain berdasarkan simbol keyakinan yang kuat, dan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang Jerusalem Baru, yakni Kerajaan Surga yang dilukiskan di Kitab Wahyu.

Keindahan Saint Basil ini juga pernah menggoda hati Napoleon. Dia bersikeras hendak memindahkan katedral ini ke Paris, tetapi tidak ada teknologi yang memadai. Napoleon memerintahkan supaya katedral itu dihancurkan dengan meledakkan mesiu, namun tiba–tiba turun hujan. Penghancuran pun gagal total.

Pada masa komunis di bawah rezim Bolshevik, katedral ditutup dan pemimpin gereja dibunuh. Selanjutnya, pada masa pemerintahan Stalin, teman dekatnya, Lazar Kaganovich, yang menjabat Direktur Perencanaan Rekonstruksi Lapangan Merah, menyarankan supaya katedral dirobohkan.

Tujuannya supaya Lapangan Merah semakin luas serta memudahkan pergerakan parade publik dan pergerakan kendaraan bermotor di lapangan.

Beruntung Stalin menolak ide itu. Penolakan itu berkat keberanian arsitek dan pemerhati budaya Rusia, P Baranovsky. Ketika diperintahkan untuk merobohkan gereja, dia menolak dan mengancam akan memotong tenggorokannya.

Lalu dia mengirim telegram secara panjang lebar soal penolakannya itu. Stalin akhirnya membatalkan penghancuran dan sebagai upahnya, Baranovsky dihadiahi lima tahun penjara.

Katedral lain yang indah di luar Kremlin adalah Katedral Yesus Juru Selamat. Kubah besar yang bercahaya kuning dan struktur besar dari bangunan baru katedral terlihat di semua pusat Moskwa dan merupakan gereja terbesar di Rusia. Gereja asli dibangun Konstantin Ton tahun 1839–1881 untuk memperingati kemenangan Rusia melawan Napoleon. Pada tahun 1933 gereja dihancurkan atas perintah Stalin.

Katedral Ortodoks yang di semua dindingnya dipenuhi lukisan religius orang–orang suci dibangun kembali tahun 1990–an. Di gereja ini pengunjung bisa melihat simbol dari kebangkitan spiritual Rusia setelah diperintah Komunis.

Ketika lelah berjalan–jalan mengelilingi Kremlin, wisatawan banyak yang berperahu di Sungai Moskwa. Dengan menyusuri sungai ini, kita tetap bisa melihat landmark Moskwa yang diidentikkan dengan Kremlin. Di tengah sungai juga ada Patung Peter the Great. Dengan ongkos 250 rubel untuk dewasa dan 150 rubel untuk anak–anak, selama satu jam pengunjung menikmati keindahan Moskwa, termasuk melintasi Gorky Park.

Pemandangan pohon–pohon dan melihat pasangan muda– mudi bercengkerama di bangku–bangku juga memberi kesan tersendiri. Nah, bagaimana dengan Jakarta? Potensi besar di kota tua mestinya bisa juga digarap untuk wisata dan nostalgia....

Penulis : Ester Lince Napitupulu (KOMPAS)

Berwisata Di Venesia (Venice) Italia

  Venice Italy

Venesia (bahasa Inggris: Venice, bahasa Italia: Venezia, bahasa Veneto: Venexia) adalah ibu kota regione Veneto dan Provinsi Venesia di Italia. Kota ini memiliki luas wilayah 412 km² dan populasi 271.663 jiwa (2003). Venesia dikenal dengan sebutan "La Dominante", "Serenissima", "Queen of the Adriatic", "City of Water", "City of Bridges", and "The City of Light".

Kota Air, mungkin ini sebutan yang pas untuk Venesia. Kota yang terletak di bagian timur laut Italia ini langsung mengingatkan kita pada sebuah nama, Marco Polo. Nama pedagang asal Venesia yang mengembara ke sejumlah negara Asia ini mudah diingat karena tercantum di pelbagai buku sejarah yang diajarkan sejak sekolah dasar. Nama Marco Polo tak bisa dipisahkan dari Venesia. Bahkan nama Marco Polo diabadikan sebagai nama bandara di kota itu.
                                                             
Venesia lebih dikenal sebagai kota wisata dan kota industri. Peninggalan dari kemasyhuran kota dagang menjadikan Venesia sebagai salah satu tempat wisata yang terkenal di tepi Laut Adriatik. Dengan julukan The Queen of The Adriatic yang hingga kini masih melekat.

Anda bisa menggunakan kereta api cepat seperti Eurostar maupun kereta mirip kelas ekonomi untuk mengunjungi Venesia. Dari berbagai kota di daratan Eropa ada beberapa kereta api yang, langsung maupun harus berganti kereta. Kereta berhenti di Stasiun Santa Lusia.
Di beberapa tempat bisa ditemui kafe 24 jam, jadi tak perlu takut kelaparan. Mau kopi panas sampai minuman teh tersedia di sudut-sudut stasiun. Setelah itu untuk mengelilingi kota yang dibangun dari pulau-pulau kecil itu kita menggunakan vaporetto atau bus air dari pangkalan yang bernama Ferovia, tak jauh dari stasiun. Dari tempat ini pengunjung bisa mengelilingi sejumlah tempat di Venesia.

Ada sejumlah rute yang bisa dilalui dari pangkalan ini. Salah satu rute yang terkenal adalah Ferovia-San Marco. Bangunan-bangunan megah dan telah berumur ratusan tahun berbatasan langsung dengan laut. Istana, gereja, dan museum bergaya Ghotic, Venezia-Bizantium dan Lombardesque berada di pulau-pula kecil.
Pulau yang berjumlah lebih dari 100 itu dihubungkan dengan kanal-kanal. Di kanal inilah beroperasi perahu tradisional yang disebut gondola. Ini adalah kendaraan yang biasa digunakan kalau ingin mengelilingi kampung-kampung di pulau itu. Sedangkan bus air hanya digunakan di luar kanal. Bus air ini berhenti di sejumlah tempat dan untuk rute Ferovia-San Marco ditempuh dalam waktu setengah jam. Di terminal bus air di San Marco, anda akan bertemu dengan para pedagang souvenir, mulai dari kristal Venesia, kalung, atau replika gondola. 
Beberapa lokasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan, seperti Galeri Academia, Campo Santo Stefano dan Gereja San Moise. Masih ada Lapangan San Marco, Basilika San Marco dan Istana Ducal sebagai tujuan selanjutnya. Kanal San George, sebuah geto,  Palazzo Rezzonico,  Estuaria, Litoral, Torcello, Burano, Murano, Lido serta beberapa gereja yang memiliki nilai sejarah, termasuk  tempat manggungnya Antonio Vivaldi yang berada di samping Basilika San Marco.  Butuh beberapa hari untuk bisa mengunjungi seluruh lokasi wisata ini.
Jika Venesia menjadi destinasi wisata anda, jangan lupa membeli suvenir gelas kristal. Venesia dikenal sebagai daerah penghasil suvenir kristal bermutu tinggi di Eropa dengan berbagai bentuk. Bila datang ke Venesia bertepatan dengan hari libur maka sebaiknya datang agak pagi sehingga tidak perlu antre lama untuk mendapatkan bus air.
Secara Spesifik, Indonesia juga memiliki beberapa sungai bagus dengan kehidupan pinggirannya yang khas. Bila kita sadar soal pariwisata, sangat mungkin banyak tempat di negeri ini yang tak kalah elok dibandingkan dengan pesona Venesia.

Sumber : en.wikipedia.org/wiki/Venice, www.resep.web.id